HAPPY ENDING
Karya Tri Meilani Ameliya
Umur 14 tahun merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa
remaja. Pada saat inilah semua anak bakalan mengalami perubahan secara
fisik maupun psikis, gak ada lagi keseriusan dalam belajar, yang ada
hanyalah keinginan merasakan kebebasan dan mencari tau apa itu cinta.
Pada saat ini pula rata-rata remaja bakalan merasakan kasmaran, termasuk aku.
Namaku Zahra Tania Putri, biasa dipanggil Zahra. Aku sekarang duduk dibangku kelas 3 SMP, bukannya belajar dengan serius
untuk menghadapi UN aku malah sibuk memikirkan seseorang. Yuupp tentu
aja yang aku pikirkan itu seorang cowok namanya Raditya Alveno biasa
dipanggil Radit. Dia adalah cowok yang sejak kelas 2 SMP aku sukai. Gak
tau kenapa bukannya perasaan itu semakin berkurang malah semakin
bertambah.
Satu-satunya orang yang mengetahui aku mempunyai rasa sama Radit cuma
Raya, Raya lah yang selalu setia mendengar celotehan ku tentang Radit.
Raya adalah sahabatku sejak kelas 2 SMP. Menurutku Raya adalah cewek
yang aneh, karena menurut pengakuannya gak ada cowok yang dia suka,
setiap kali aku bertanya tentang itu Raya selalu bilang dengan santai
"Gak Ada". Raya memang cewek yang pendiam, beda banget sama aku yang gak
bisa diam karena sering nyari perhatiannya Radit.
Aku dan Radit satu kelas dan itu membuatku cukup salting di kelas.
Sampai sekarang aku hanya bisa memendam perasaanku, sampai suatu hari
Raya ngomong sama aku, "Ra,kalau kamu suka sama Radit, ngapa kamu gak
coba deketin?" "Hah?? Ray gak mungkin cewek yang deketin cowok" balas
aku dengan raut wajah yang tidak menentu. "Ya ampun Zahra, deketin
seperti temen aja kalii.. misalnya SMSan sama Radit ataupun sering
ngobrol sama dia", kata-kata Raya memang ada benarnya juga sih, selama 2 tahun aku suka sama Radit, aku paling jarang ngomong sama dia. "Oke akan aku coba Ray".
Semenjak saat itu aku mulai mencoba untuk dekat dengan Radit, mulai
dari SMSan sampai sering ngobrol sama dia. Radit itu perfect banget
dimataku dia putih,tinggi,ganteng,pintar dan tajir pula. Selama proses
pendekatanpun aku ngerasa akrab banget sama dia. Sampai-sampai banyak
orang di kelas yang bilang kalau Radit suka sama aku. Iya aku dengan
Radit memang dekat banget, kami sering ke kantin bareng, pulang bareng,
dan itu termasuk hal yang sangat menyenangkan bagi aku, tapi tetap aja aku ngerasa kurang nyaman karena kedekatan kami tanpa status.
Karena semakin resah akhirnya suatu hari aku bertanya pada Rico.
Rico adalah sahabatnya Radit "Ric, ada yang mau aku tanyain sama kamu"
"Apaan Ra?" "Kamu tau gak siapa yang Radit suka?" "Kalau itusih aku juga
kurang tau Ra, tapi yang jelas 3 hari lagi Radit bakalan nembak cewek
yang dia suka" mendengar itu jantung ku terasa berdetak sangat cepat.
"Oh iya deh makasih infonya yah" "Iya sama-sama Ra".Setelah itu aku
langsung menceritakan semuanya sama Raya, dan Raya pun menebak yang
bakalan ditembak Radit itu adalah aku...
Akhirnya hari yang aku tunggu tiba. Hari ini adalah hari dimana
Radit bakalan nembak cewek yang dia suka. Akupun udah dandan
cantik-cantik dan rapi banget, pergi sekolah pun aku semangat banget.
Setibanya di sekolah Raya hanya tersenyum melihat aku yang sangat
gembira. Sampai waktu istirahatpun tiba, Rico berdiri di depan kelas dan
teriak "Eh teman-teman Radit bakalan nembak cewek nih". Aduh pas itu
aku pun berbisik pada Raya "Ray,kalau cewek yang ditembak Radit gak
nerima Radit bakal aku marahin, masa' dia gak mau nerima Radit yang
perfect banget." "Ah bilang aja yang mau ditembak Radit itu kamu Zahra".
Mendengar balasan Raya aku hanya tersenyum malu.
Gak terasa Radit udah berdiri di depan meja aku sama Raya. Saat itu
Radit langsung ngomong "Raaaaa...." aduh pas Radit ngomong itu aku udah
senang banget,nama aku Zahra dan biasa teman-teman kalau ngomong sama
aku cuma Ra aja dan ternyata yang ditembak Radit itu
"Raaaaaa......Yaaaaaaaa kamu mau gak jadi pacar aku?".
Aku langsung kaget mendengar itu badanku terasa lemas banget, aku
hanya bisa senyum sambil bisikkin ke Raya "Terima Radit yah Ray, aku
ikhlas asalkan Radit bahagia.". Waktu itu Raya dan Radit resmi pacaran.
Pada
saat itupun aku keluar kelas dengan alasan sama Raya kalau aku mau ke
kantin, padahal aku langsung ke toilet. Keadaan toilet saat itu sepi
karena anak-anak yang lain pada ke kantin, gak tau kenapa air mata aku
netes,aku menangis, rasanya itu perih banget ketika kita mencintai
seseorang yang malah mencintai sahabat kita sendiri. Lalu aku bergegas
keluar dari toilet sambil menghapus air mata aku. Plukkk ternyata aku
menabrak seseorang dan itu adalah Rico. "Ra, kamu kenapa nangis?"
pertanyaan dari Rico hanya membuat aku semakin menangis. "Ra, sebenarnya
aku udah tau kalau kamu suka sama Radit,aku juga tau kalau yang bakalan
ditembak sama Radit itu Raya.."
Mendengar itu air mataku pun semakin
deras mengalir, tiba-tiba Rico langsung mendekapku. Mulai saat itu aku
baru menyadari bahwa Rico begitu perhatian terhadapku.
Dihari-hari berikutnya aku berusaha bersikap biasa sama Raya. Radit
begitu perhatian sama Raya, aku hanya dapat tersenyum melihat mereka
seakan aku mendukung hubungan mereka. Tapi sebenarnya hati ini tengah
menangis, menangis sekuat-kuatnya, dan aku akan tetap berusaha
tegar,mungkin aku bisa membohongi Radit dan Raya tapi tidak dengan Rico.
Ntah mengapa akhir-akhir ini aku merasa nyaman saat bersama Rico. Tapi
aku takut kedekatan ini sama seperti kejadian aku dengan Radit. Dulu aku
sempat dekat sama Radit tapi ternyata Radit sukanya sama Raya. "Apakah
mungkin Rico dekat denganku dan dia akan jadian dengan cewek lain??"
tanyaku dalam hati.
Sudah hampir sebulan Raya dan Radit berpacaran,
perasaan ku dengan Radit pun sudah mulai berkurang tetapi masih ada
bekas luka yang belum dapat terobati. Namun ternyata perasaanku telah
berpaling ke Rico. Hari ini tiba-tiba Rico mengajak ku ke taman samping
sekolah setelah bel pulang berbunyi.
Aku mulai merasa ada yang aneh pada Rico. Tiba-tiba Rico
mengeluarkan setangkai bunga mawar putih dari kantong celananya. "Ra
mungkin ini adalah saat yang tepat untuk ngungkapin perasaanku sama
kamu,sebenarnya aku udah lama suka sama kamu. Ra kamu mau gak jadi pacar
aku?". Mendengar ungkapan perasaan Rico aku hanya bisa menangis dan
karena aku memiliki perasaan yang sama dengannya akupun menerima cinta
Rico.Kamipun resmi berpacaran.
Aku sangan berterima kasih pada Tuhan karena telah menciptakan
sesosok Rico yang telah mampu mengobati luka hati ini. Sekarang aku dan
Raya pun sama-sama bahagia. Dari pengalamanku ini aku belajar Cintailah
orang yang mencintaimu karena belum tentu orang yang kamu
cintai,mencintaimu pula. dan Relakanlah orang yang kamu sayangi untuk
bersama orang yang dia sayangi pula, karena sebenarnya Tuhan telah
mempunyai pengganti yang lebih baik yang pasti terbaik untukmu. :)
PROFIL PENULIS
Hai guys ini adalah cerpen buatan saya Tri Meilani Ameliya, kelas 3 SMP di SMPN 1 Kota Jamb